MdnPedia.com – Kelangkaan BBM masih terjadi di berbagai daerah di Sumatera Utara hingga 4 Desember 2025.
Kondisi memang mulai membaik di Kota Medan, namun masyarakat di beberapa kabupaten/kota masih kesulitan dan mengantre berjam-jam untuk mendapatkan bahan bakar jenis apapun.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut kelangkaan BBM terjadi akibat sulitnya akses distribusi pasca-banjir bandan dan longsor di sejumlah daerah.
Bahlil menyampaikan bahwa pemerintah memutuskan untuk meniadakan sementara penerapan barcode untuk pembelian BBM subsidi di wilayah terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Menurutnya, peniadaan barcode BBM subsidi ini diambil demi mencegah penumpukan dan antrean panjang di SPBU di lokasi bencana.
“Saya memutuskan untuk barcode sementara, untuk menghindari penumpukan dan antrean, kita tiadakan di daerah-daerah bencana,” ujar Bahlil di Istana, Jakarta, Kamis (4/12/2025).
Selain itu, Bahlil memastikan stok BBM di wilayah terdampak sementara ini mencukupi kebutuhan untuk 7 hingga 8 hari.
Hanya saja, Bahlil mengakui sejumlah daerah mengalami keterlambatan distribusi BBM akibat akses jalan yang terputus.
“Tapi memang di beberapa daerah yang jalannya putus, mobilisasi BBM-nya terkendala. Karena itu, kita sebagian pakai genset, sebagian ada pakai tangki, dan terus dilakukan,” tuturnya.
Bahlil mengeklaim pemerintah terus mencari berbagai cara untuk memastikan suplai BBM tetap tersedia bagi warga.
Dia menyampaikan, penggunaan tangki tambahan dan genset dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan darurat. Sedangkan untuk wilayah Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, Bahlil melaporkan bahwa kondisi penyaluran BBM di sana sudah mulai pulih.
Bahkan, beberapa SPBU sudah bisa beroperasi 24 jam di Tapteng.
“Kalau di Tapteng-nya sendiri, sebagian pompa bensin sudah beroperasi 24 jam,” kata Bahlil. (MP-01)
MdnPedia.com Beri Pesan, Kesan dan Warna